Selasa, 03 November 2009

Yamaha Mio Kombinasi "Low Rider" dan "Chopper"

KOMPAS.com — Junaidi Saputra asal Medan, Sumatera Utara, coba mengembangkan lagi modifikasi aliran low rider. Memang, kalau dilihat dari tampilan Yamaha Mio Sporty karyanya, terkesan kuat bahwa modifikator hanya memanjangkan sumbu roda yang menjadi ciri khas low rider. Tapi, jika dicermati betul, ada eksperimen yang tampak pada skutik berlogo garputala itu.




"Seperti tampak pada roda depan dan belakang, ikutan panjang," ungkap Junaidi, builder Admair Thula (AT) yang bermarkas di Medan. Total panjang motor jadi 3,5 meter. Artinya, dimensi Mio molor sekitar 1 meter.



Panjang undur-undur, kata Junaidi, sampai 32 cm. Ini belum termasuk ujung ban bagian luar. Namun, ada yang unik pada bagian undur-undur tersebut. Bila lazimnya konstruksi berbentuk hurup "H", di sini ia membuat model "J".



"Supaya kuat akibat beban pelek dan mesin, bahan diambil dari galvanis," paparnya. Usaha ini pun boleh diacungi jempol. Bayangkan, dengan roda belakang yang super-lebar, perangkat itu tetap berada di tengah. Jika dilihat dari aplikasi ban dan pelek, maka pastinya Mio ini masuk ke gaya bobber.



Untuk menyesuaikan bagian belakang yang sudah kelewat molor, rumah CVT dirombak ulang. Caranya, bagian itu dipotong dan ditambahi pelat 8 cm untuk menyesuaikan dengan bagian belakang, meski posisinya kurang pas lantaran sudah terlalu keluar dari tempatnya.



Roda depan yang model chopper—seperti di Harley—ternyata sulit untuk bermanuver. Radius putar sangat kecil mirip motor chopper ala H-D. Ubahan dilakukan dengan menggeser keluar komstir dan mengganti segitiga yang bentuknya enggak lagi lurus, tetapi menyerupai "V".



Ketika disuruh jalan dengan berziga-zag di antara jajaran cone, motor tampak kesusahan. Bahkan, si pengendara harus turun kaki berkali-kali. Kendati begitu, Junaidi berani menguji karyanya untuk dibawa jalan lebih dari 5 km.

Yamaha Mio Bergaya Low Rider

Jakarta - Awalnya sih dari kantor, waktu itu hanya diskusi-diskusi biasa tentang modifikasi motor, dengan rekan kerja yang kebetulan pemiliki rumah modifikasi Studio Motor yang terletak di Jl. Ciputat Raya No. 42 Tanah Kusir, Jakarta Selatan, demikian tulis Januar Kanuruan, pemilik Yamaha Mio dalam emailnya untuk Pojok Modifikasi detikoto. "Tiba-tiba benak gue muncul untuk make over tunggangan gue," ucap Januar.





Target pun ditentukan. Dia adalah Yamaha Mio tahun 2005 milik Januar sendiri. "Gue jadi pingin menunggang skubek dengan tampilan tidak standar alias sudah dimodifikasi." Januar pun lantas mengutarakan niatnya dengan Doni Ariyanto sang modifikator dari Studio Motor. Di tangan Doni, Yamaha Mio milik Januar dijejali dengan konsep Low Rider.



Tindakan yang diambil adalam memundurkan roda belakang, melebarkan bodi dan memakai ban superlebar. Tak cuma itu, Doni juga menyikat habis bodi dan hampir seluruh bagian kaki-kaki pada motor ini. Hasilnya, bodi standar nyaris tak bersisa. Doni, pria gempal yang jagoan memodifikasi motor, juga mengaplikasikan body bang list di setiap body space agar terlihat lebar dan kekar. Dan cat red candy oploan glaso ditambah black by glaso dan dipernis dengan blinken.



Untuk bagian stang, Doni memilihkan Januar memakai stang Kawasaki Ninja dan Hand Grip Harley Davidson agar terlihat gagah dan tacometer memakai Moto R. Selain itu untuk menopang body yang bongsor, Doni mengisyaratkan pada kaki-kaki untuk memakai Velg depan ride 185/14 dan dibalut ban swallow berukuruan 120/70, pada bagian belakang Velg costum 5 “ dan dibalut ban swallow 140/70 jari-jari sebanyak 72. indah dipandang juga harus punya kekuatan. "Lucu kan, lagi asyik dikendarai tiba-tiba ambruk."



Untuk belakang, engine mounting mundur sebanyak 15 cm, tak ada kendala di saat pemasangan. Hanya disesuaikan saja dengan space diameter yang saya buat. Untuk menaikan performa mesin, mesin dinaikan menjadi 150 cc dengan mengikis diameter pistonmenjadi 58 mm. yang sebelumnya 50 mm. Klep 24/28 honda sonic, karburator standar Mio hanya menaikan jet dari ukuran standar 38 menjadi 42 (keihin).



Hasil lumayan bisa memacu kecepatan sampai 130 km/jam. Biaya yang dihabiskan oleh Januar untuk mempermak Mio-nya sekitar Rp 7-8 juta. "Yang lama ngebangunnya sekitar 1 bulan. Tapi saya jadi puas dengan hasil kerja teman saya, karena dia saya bisa menunggangi Mio Low Rider yang saya idamkan," ucap Januar ayah 2 putra ini yang berdomisili di Jatibening ini.

Yamaha Mio Soul Low Rider 2008 Jakarta

JAKARTA- SELASA - Johny Lipurnomo from Custom World (CW) populer dengan permainan tangannya lewat alat cat. Karyanya bertebaran 1999 – 2002. Tema inovatif selalu dihasilkan pria bertubuh bongsor ini.



Kepincut juga main modifikasi bodi. Pelan tapi pasti, karya besarnya nongol di Yamaha Cuzztomatic 2 2008 Region IV, Bandung, Mei lalu. "Penasaran juga ikut kelas x-treme. Ini kelas bergengsi," ungkap Johny yang bermarkas di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Berbeda jauh sama konsep sebelumnya yang dominan bolt-on. Tentunya, ini lumayan bikin surprise penikmat modifikasi Tanah Air. Boleh dibilang konsep terdepan buat Mio Soul.

Kenapa dibilang konsep terdepan? Jelas, karena Johny lebih konsentrasi ke tunggangan futuristik. Garis desain bodywork tajam dan tegas. Tapi, ciri Mio Soul enggak boleh hilang.



Makanya, lampu utama tetap dipertahankan. "Intinya sih bikin low rider masa depan. Sayang, ada bagian yang belum selesai," ungkap penggemar sate Blora, Jawa Tengah ini.



Memang, konsep terdepan sudah digarap builder berkacamata ini dengan rapi. Tingkat akurasi detail hampir sempurna. Baut dan mur dibikin enggak belang. Pokoke rapi jali. Tapi, penyelesaian yang belum total mengganggu konsep desain secara keseluruhan.



Bandingkan sama motor konsep yang dipajang beberapa pameran di Indonesia atau di luar negeri. Setang tetap tertutup panel instrumen kalau konsepnya memang mengarah kemungkinan akan diproduksi massal. "Nah, itu makanya saya pakai visor. Ini yang nggak selesai," timpal Johny yang bikin sketsa dan urusan bodi ke Agus Djanuar, builder Purwokerto, Jawa Tengah.



Meski begitu, motor konsep enggak selesai. Rancangan sebaiknya sudah dipikirin kemungkinannya untuk dipakai di jalan raya. Seperti Yamaha MT-OS, konsep sport muscle bike yang diperkenalkan saat berlangsung Tokyo Motor Show 2006.



Artinya, modifikasi yang mengarah ke motor konsep pastinya juga didesain dengan tetap memikirkan bagaimana kalau nanti dipakai harian. Kemungkinan mengestimasi antara tenaga motor yang dihasilkan sama bodi yang sudah diubah. Termasuk, komponen baru tambahan. Konsep terdepan mungkin seperti ini! (Niko)

Yamaha Mio Low Rider dari Malang

JAKARTA, RABU - Malang lagi dilanda deman low rider. Lihat saja karya Fatkhur Rohman terhadap Yamaha Mio 2004. Skubek yang dimodif konsep low rider punya terobosan baru. Saya tidak hanya memanjangkan lengan ayun, tapi juga melebarkan sokbreker depan supaya sumbu roda makin panjang," ungkap sarjana teknik alumnus Universitas Islam Malang (Unisma) itu.





Menariknya, konsep memanjangkan wheelbase cukup sederhana. hanya menambah lengan agar posisi as roda jadi di depan sokbreker. Diikuti pula dengan membalik sokbreker depan, sehingga posisi rem cakram yang tadinya di sisi kanan jadi di kiri. Teknik ini membawa risiko karena dudukan kaliper yang semula di belakang tabung sokbreker kanan, kini jadi di depan sokbreker kiri. "Pemasangan kaliper agak sulit, makanya harus menambah pelat sepanjang 50 mm supaya ada ruang untuk dudukan kaliper," jelas Fatkhur.



Risiko lainnya lagi, sokbreker standar jadi empuk akibat lengannya memanjang. Bakan saat di tes jalan, sepatbor mentok besi segitiga. Solusinya menambah oli sokbreker. Beres dengan kaki depan, giliran yang belakang dan garapannya lebih sederhana. Untuk memperpanjang swing arm ke poros lengan ayun dengan bantuan bikin semacam jembatan. Agar kokoh, konstruksi besi kotak yang kopong dibuat seperti tangga.



Setelah selesai, Fatkhur merasa karyanya belum sempurna.Konstruksi asli monosok belakang tidak kuat. yang dirasa, suspensi motor terlalu empuk dan mantul. Makanya ia mengubah jadi sokbreker ganda di sisi kiri. Caranya, dudukan bawah sok tetap memanfaatkan posisi asli di mesin, hanya dudukan bawah peredam kejut dibuatkan baru. Dan sekarang terlihat seimbang.



Agar Mio bisa lebih mengundang perhatian, kelir motor yang tadinya biru diubah kunig yang terinspirasi dari Jazz. Supaya tidak kelhiat polos, pada bagian belakang ditambah ornamen airbrush tengkorak tipis merah menyala garapan Gaok Airbrush.Trus pada bagian buritan dikasih kamera CCTV yang diletakkan di balik lampu rem. Keren, abis. (Aries)








Senin, 02 November 2009

Yamaha Mio ATV, Keempat Roda Bisa Belok

Motor skutik dimodifikasi jadi empat roda alias all-terrain vehicle (ATV) sudah biasa. Tapi, kalau skutik ATV dengan keempat roda bergerak (4WD) dan bisa membelok (four wheel steering), itu barangkali baru diwujudkan pada Yamaha Mio 2005 dari Sragen, Jawa Tengah, ini.




Pembuatnya adalah Danar Widiyanto Putra dari rumah modifikasi Skutik Modified (SM). Ia sempat putar otak, bagaimana suktik Yamaha ini bisa melesat sempurna dan enak dipakai. Kemudian, ketika menikung, si penunggang tinggal tekan tombol switch, dan ATV pun sudah masuk tikungan dengan keempat roda membelok.



Menurut Danar, keempat roda bisa bergerak dan belok secara bersamaan karena dibantu dinamo. Agar bisa berputar bersamaan, ia pun menggunakan dinamo Honda Tiger untuk membantu gerak rantai yang dihubungkan ke keempat roda.



Namun, hasilnya kurang memuaskan dan roda tidak menggelinding cepat. Sudah begitu, suara berisik muncul ketika dinamo berputar. Akhirnya, dinamo starter diganti dengan dinamo Isuzu Panther. "Ketika mencari di pasar loak, ketemunya itu. Dan saat dipasang, pas dengan yang saya mau," ujar Danar.



Ketika digas, roda bergerak normal. Sementara itu, untuk menggerakkan arah (belok) keempat roda, Danar menggunakan dinamo wiper dari merek mobil yang sama. Batang wiper dipadukan dengan aktuator parabola untuk menghasilkan mekanisme kerja four wheel steering melalui tombol.



Dinamo di sini, menurut Danar, berfungsi sebagai penggerak aktuator parabola yang bentuknya seperti pipa dan bisa bergerak naik-turun. Hasilnya adalah Mio ATV sungguhan yang enggak sekadar ubah tampang dan siap menaklukkan segala medan. (Niko)